Tikus adalah
termasuk hama bagi manusia. Walaupun sebenarnya ada mamfaat nya bagi kehudupan
manusia. Tetapi kebanyakan efek negaifnya yang tidak di sukai manusia. Terutama
tikus liar atau tikus yang tanpa dipelihara manusia. Petani, peternak dan ibu
rumah tangga paling benci dengan tikus. Tikus dianggap sebagai HAMA.
Tapi jika
dilihat dari peran tikus itu sendiri, didalam siklus rantai makanan , tikus
mempunyai peran yang penting dalam siklus tersebut. Yang di dalam nya merupakan
makanan dari salah satu hewan buas yaitu ULAR. Sangat bahaya tho kalau tikus
punah, lha ular makan apa????
Apakah anda
tahu tikus itu ada berapa spesies????
Secara umum,
di Indonesia tercatat tidak kurang dari 150 jenis tikus, sekitar 50 jenis di
antaranya termasuk genera Bandicota, Rattus, dan Mus. Enam jenis tikus lebih
banyak dikenal karena merugikan manusia di luar rumah, yaitu: tikus sawah (R.
argentiventer), tikus wirok (B. indica), tikus hutan/belukar (R. tiomanicus),
tikus semak/padang (R. exulans), mencit sawah (Mus caroli), dan tikus riul (R.
norvegicus). Tiga jenis lainnya diketahui menjadi hama di dalam rumah, yaitu
tikus rumah (R. rattus diardi), mencit rumah (M. musculus dan M. cervicolor).
Tikus adalah
mamalia yang termasuk dalam suku Muridae. Spesies tikus yang paling dikenal
adalah mencit (Mus spp.) serta tikus got (Rattus norvegicus) yang ditemukan
hampir di semua negara dan merupakan suatu organisme model yang penting dalam
biologi; juga merupakan hewan peliharaan yang populer.
Celurut
(shrew), yang sering disebut sebagai "tikus", sesungguhnya bukanlah
termasuk golongan hewan pengerat, melainkan hewan pemangsa serangga
(insektivora).
Tikus got
Merupakan
jenis tikus yang tinggal di gorong-gorong dan di got-got di daerah permukiman
manusia. Tikus jenis ini makan dari sisa makanan manusia dan dari sampah-sampah
yang berasal dari mana saja. Tikus got juga sering diklaim sebagai pembawa
penyakit, terutama penyakit tipes. Selain itu, seringkali tikus mengotori
makanan manusia pada saat manusia tidur.
Tikus sawah
Tikus sawah
(Rattus argentiventer) adalah hama penting pada tanaman padi. Serangan berat pada fase generatif tanaman padi
dapat menyebabkan gagal panen. Serangan tikus di sawah sudah dimulai sejak
benih disemai di pesemaian. Di sini tikus memakan biji-biji yang sedang
berkecambah, akibatnya petani terpaksa menyemai ulang. Serangan kedua terjadi
pada saat tanaman padi dalam fase anakan (vegetatif). Pada saat ini tikus
mengerat anakan pada bagian pangkalnya untuk memakan bagian dalam (titik
tumbuh). Serangan ketiga terjadi pada fase generatif, saat mana pembentukan
anakan sudah berhenti dan dimulainya pembentukan bakal biji sampai panen.
Sebagai hewan pengerat (rodent)
tikus sawah sering merusak tanaman padi dalam jumlah yang jauh melebihi
kebutuhan makannya. Hal itu disebabkan tikus perlu "mengasah" gigi
serinya yang selalu tumbuh agar senantiasa dalam ukuran yang pas.
Semoga bermanfaat